Dua Kepala Keluarga Jamantri Terjebak' di Rumah Reruntuhan Menanti Uluran Tangan - KARAWANG BICARA

Selasa, 11 November 2025

Dua Kepala Keluarga Jamantri Terjebak' di Rumah Reruntuhan Menanti Uluran Tangan

Karawang - Dua Kepala Keluarga Dusun Jamantri Terjebak di Reruntuhan, Menanti Uluran Tangan Pemkab Karawang: Dua  Rumah'  Terjebak di Reruntuhan, Menanti Uluran Tangan Rulahu"Kondisi rumah ibu Sari, butuh perhatian Pemkap"Karawang,Nasib pilu menghantui Dusun Jamantri, Desa Mekarjaya, Kecamatan Rawamerta, Di tengah hiruk-pikuk pembangunan daerah, dua keluarga di RT 10 / RW 03 ini harus menjalani hari di bawah ancaman atap yang roboh dan dinding yang lapuk. Mereka menggantungkan harapan tulus Pihak Pemerintah Kabupaten Karawang untuk sekadar mendapatkan Rumah  layak huni (Rulahu).
Kondisi tempat tinggal ibarat "lampu merah" bagi kepedulian sosial di Karawang, di mana jaminan tempat tinggal yang aman masih menjadi mimpi bagi sebagian warganya.Ibu Sari saat mendampingi anak putrinya, belajar di rumah.dah hampir Empat tahun di Bawah Atap Bocor,Sari (48), seorang ibu rumah tangga, menatap getir kondisi rumahnya. Suaminya, Taska (70), seorang buruh sopir truk, sedang tak di tempat, berjuang mencari nafkah harian. Namun, perjuangan Taska tak sebanding dengan laju kerusakan rumah mereka "Sudah berjalan empat tahun, atap genteng rumah ambruk, kayu penyangga terkena air hujan, atap asbes pada bocor," ujar Ibu Sari dengan suara sarat keprihatinan.Rumah keluarga Taska jauh dari kata layak. Pintu utama sudah rusak parah, diganti sehelai kain hordeng. Kusen dan kaca jendela ditutup rapat dengan triplek lapuk seadanya.

Kepiluan keluarga ini semakin lengkap. Anak sulung mereka, Jubaedah (16), hanya tamat SD dan terpaksa putus sekolah. Alasannya sederhana, ketiadaan biaya. Sementara dua adik kembarnya, Nova dan Novi (7), kini duduk di bangku kelas 1 SD. Mereka terancam tinggal di rumah yang sewaktu-waktu bisa roboh"Sari lantas menyampaikan permohonan yang menusuk hati: "Saya mengetuk hati pemerintah daerah, untuk mengetuk kepedulian, memberikan bantuan agar rumah kami bisa tinggal di rumah yang layak."


Kondisi rumah Dede, atap rumah ambruk terkena bencana hujan angin, sekitar dua minggu lalu.Tidur di Pinggir Empang Pasca Atap Ambruk,Tak jauh dari rumah Taska.nasib lebih menyedihkan dialami Dede, warga di RT/RW yang sama. Hanya dua minggu lalu, musibah besar menimpa.Saat hujan deras disertai angin kencang menerjang, atap rumah Dede ambruk seketika. Beruntung, empat bersaudara yang sedang tidur lelap tidak menderita luka parah, meski terkejut diterpa reruntuhan.Tidak ada biaya perbaiki atap rumah yang ambruk, Dede bersama tiga bersaudara, terpaksa tinggal digubuk kecil, pinggiran empang.Di lokasi, tampak jelas tumpukan bambu usuk dan reng yang sudah rapuh, sisa-sisa atap yang tak kuat menahan cuaca. Musibah ini membawa Dede pada pilihan yang menyayat hati.

"Karena saya tidak memiliki biaya, untuk memperbaiki atap rumah yang ambruk, terpaksa saya beserta tiga saudara membuat gubuk sementara, di pinggiran empang, untuk sekadar bisa berteduh," ungkap Dede pada Selasa (11/11), dengan sorot mata yang berkaca-kaca.Pengakuan Dede, cucu Mak Ani, ini menjadi gambaran nyata betapa rapuhnya perlindungan tempat tinggal yang mereka miliki. Mereka kini berlindung di gubuk darurat, meninggalkan rumah yang hanya menyisakan kerangka

Mantri Sudarma
Comments
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done