Berdasarkan papan proyek yang terpasang, pekerjaan ini merupakan kegiatan “Pembangunan Saluran Drainase” dengan volume 225,60 meter menggunakan U-Ditch ukuran 0,30 x 0,30 meter bersertifikat SNI, melalui anggaran APBD Karawang 2025 senilai Rp189.350.000. Proyek ini dilaksanakan oleh CV. Latansa dengan waktu pelaksanaan 60 hari kalender.
Namun, kondisi di lapangan menunjukkan kenyataan yang jauh dari harapan. *Pemasangan U-Ditch dilakukan dalam genangan air dan lumpur tanpa terlebih dahulu dilakukan pemompaan. Tak hanya itu, tidak ditemukan adanya hamparan pasir sebagai dasar kerja, yang merupakan standar teknis wajib.
“Ini jelas proyek asal jadi. Tidak ada pengawasan. Mandor tidak tampak, pekerja tanpa APD, dan kualitas pekerjaan jauh dari standar,” ungkap salah satu warga sekitar.
Yang lebih disesalkan, kondisi ini bukan yang pertama terjadi, dan lagi-lagi Dinas PUPR Bidang SDA di bawah Dr. Aries diduga melakukan pembiaran.
Masyarakat mempertanyakan kinerja dan integritas pengawasan internal dinas. Apakah kualitas proyek sengaja diabaikan? Atau justru ada dugaan penyimpangan yang harus diusut lebih dalam?
“Kami minta Bupati Karawang segera mengevaluasi total Dinas PUPR Bidang SDA dan meminta aparat penegak hukum turun tangan. Jangan sampai anggaran rakyat terus dikorbankan demi proyek asal-asalan seperti ini,” tegas warga lainnya.
Jika pola seperti ini terus dibiarkan, maka publik akan terus dirugikan — bukan hanya secara finansial, tapi juga dari sisi keselamatan dan dampak lingkungan ke depan.
Penulis:Ferimaulana