Alih-alih memberi penjelasan, manajemen rumah sakit justru berlindung di balik alasan “belum siap bicara”. Sikap pasif ini membuat publik kian bertanya-tanya, ada apa yang sedang ditutupi?
Senin (13/10/2025), Manajer Keperawatan RS Hastien, Hendra Kurniawan, didampingi Manajer Business Development Nurul, menyatakan rumah sakit tidak akan memberikan keterangan apa pun sampai sejumlah agenda internal dan eksternal selesai.
Hendra berdalih pihaknya baru mengetahui kasus tersebut pada Sabtu lalu. Saat ini, menurutnya, manajemen hanya fokus pada dua langkah utama:
• Pertemuan dengan Dinas Kesehatan yang dijadwalkan pekan ini
• Audit medis internal atas dugaan malpraktik terhadap pasien Mursiti
“Kami belum bisa memberikan keterangan apa pun saat ini. Fokus kami minggu ini adalah pertemuan dengan Dinas Kesehatan dan audit medis internal. Setelah itu, Insya Allah kami akan mengundang rekan-rekan media,” ujar Hendra.
Respons rumah sakit yang serba tertutup justru memunculkan lebih banyak pertanyaan serius dari publik dan media, antara lain:
• Siapa tim medis yang menangani?
• Apakah ada prosedur yang dilanggar?
• Bagaimana komunikasi dengan keluarga korban?
Namun, semua jawaban ditahan dengan alasan harus menunggu rapat bersama Komite Medis dan Dinas Kesehatan.
Yang juga jadi sorotan, munculnya klaim bahwa tindakan medis sudah sesuai SOP. Hendra tidak membantah, tetapi memilih bermain aman.
“Secara gambaran awal, kami sudah menjalankan sesuai prosedur. Tapi detailnya nanti setelah rapat,” ucapnya.
Hendra menegaskan klarifikasi baru akan dibuka setelah seluruh evaluasi internal rampung. Alasannya, agar informasi yang disampaikan “akurat dan bisa dipertanggungjawabkan”.
Namun, langkah menahan informasi ini justru memantik spekulasi liar. Dengan kasus yang sudah viral, publik kini terbelah antara menunggu klarifikasi atau menagih pengakuan.
Apakah RS Hastien sedang menyusun jawaban atau menyusun tameng? Sementara keluarga berduka dan publik menuntut transparansi, rumah sakit memilih diam, dan diam inilah yang kini justru paling bising.
Penulis: Alim